Pater Mathias Wolff, SJ lahir di Diekirch pada tanggal 9 Maret 1779. Ayahnya bernama Mathias Wolff dan Ibu Anna Maria Zenner. Di sebuah kota kecil dan dalam kesederhanaan keluarganya, Mathias kecil tumbuh dalam kesalehan dan menyaksikan iman yang kuat. Sejak usia 5 tahun ia telah menunjukkan kecintaannya pada hal-hal liturgis. Pada tahun 1790-1791 ia belajar di Kolese Theresianum di Luxemburg. Tahun berikutnya ia belajar pada sekolah Biara Benediktin di Stavelot (Belgia). Tahun 1799 pemerintah Perancis menyuruh pemuda-pemuda Luxemburg supaya masuk tentara Perancis. Mathias Wolff juga harus mendaftarkan diri untuk masuk tentara bersama teman-temannya. Dalam pendaftaran ia mendapat nomor yang paling tinggi. Wolff langsung lari ke perbatasan Jerman dan dalam waktu dua tiga hari ia sampai di kota Köln.
Sejak didirikan oleh Pater Mathias Wolff, SJ pada taggal 29 Juli 1822, Kongregasi Suster-Suster Jesus Maria Joseph, terus berkembang dan membarui diri. Pada awal pendiriannya, Pater Mathias Wolff, SJ mengirimkan tiga gadis dari Culemborg ke Gent (Belgia) dengan tujuan untuk menerima pembentukan sebagai religius. Begitu luar biasa perkembangan dari saat ke saat sehingga tahun 1823, Kongregasi JMJ mendapatkan persetujuan pertama dari Gereja. Kemudian sejak tahun 1898 Kongregasi mulai mengembangkan perutusan ke Indonesia; selanjutnya tahun ke India (1904); Roma (1931); Australia (1960); Tanzania (1961); Ghana (1990). Sesudah itu, provinsi-provinsi pun terbentuk dan berkembang.
Artikel Refleksi
Setia itu Indah
‘Setia Itu Indah’ Sr. Maria Magdalena Kobun, SJMJ Panggilan adalah jawaban atas kasih Allah. Saya mengalami dan merasakan kasih dan kebaikan Tuhan
2OO YEARS!!! TO GOD BE THE GLORY
Sr. Mercy Ameyaa, SJMJ Rejoice in the Lord always: and again I say rejoice (Philippians 4:4). We need to rejoice and be
Jalan menuju sesama yang kecil
Sr. Josephine Solon, SJMJ, berasal dari Messawa, kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat, Keuskupan Agung Makassar. Saat ini bertugas di Seon, desa Wemeda, kecamatan Malaka Timur,
Visi Misi
Kongregasi Suster-Suster Jesus Maria Joseph berkomitmen melakukan transformasi visi dari misi, berjuang melampaui batas-batas, menghayati Injil, kata-kata Pendiri dan Spiritualitas suster-suster pendahulu serta menenun bersama menuju cakrawala baru.
- Menggalakkan pendalaman spiritualitas dan kesadaran baru akan identitas sebagai Suster-Suster Jesus Maria Joseph yang terintegrasi dalam segala aspek hidup.
- Memperdalam rasa memiliki terhadap seluruh Kongregasi dengan mencari cara-cara hidup berkomunitas, peka akan berbagai pelayanan dan menyesuaikan diri dengan budaya kita sendiri dan realitas antar budaya.
Profil DPP (Dewan Pimpinan Provinsi)
Sr. Sandra Supit, SJMJ
Motto :
“The power of love”
Sr. Theresia Tulung, SJMJ
Motto :
“The beginning of wisdom is silence”
Sr. Luisa Nunuhitu, SJMJ
Motto :
“Duc in altum”
Anggota Provinsi Makassar
Sr. Bernadeta,
Motto :
“Kita diberi kepercayaan bukan karena hebat, akan tetapi proses belajar memurnikan ketaatan”
Sr. Giasinta
Motto :
“Lord, You Know Everything, You Know that I love You”
(Jhon 21:17b)
Sr. Rosaliani
Motto :
“Let all that you do be done in love”
(1 Corinthians 16:14)
Sr. Christine
Motto :
“Bergembiralah karena Tuhan maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu”
Sr. Kasmayanti
Motto :
“Marilah dan kamu akan melihatnya” (Yoh. 1:39)
Gallery
Pater Mathias Wolff, SJ lahir di Diekirch pada tanggal 9 Maret 1779. Ayahnya bernama Mathias Wolff dan Ibu Anna Maria Zenner. Di sebuah kota kecil dan dalam kesederhanaan keluarganya, Mathias kecil tumbuh dalam kesalehan dan menyaksikan iman yang kuat. Sejak usia 5 tahun ia telah menunjukkan kecintaannya pada hal-hal liturgis. Pada tahun 1790-1791 ia belajar di Kolese Theresianum di Luxemburg. Tahun berikutnya ia belajar pada sekolah Biara Benediktin di Stavelot (Belgia). Tahun 1799 pemerintah Perancis menyuruh pemuda-pemuda Luxemburg supaya masuk tentara Perancis. Mathias Wolff juga harus mendaftarkan diri untuk masuk tentara bersama teman-temannya. Dalam pendaftaran ia mendapat nomor yang paling tinggi. Wolff langsung lari ke perbatasan Jerman dan dalam waktu dua tiga hari ia sampai di kota Köln.
Sejak didirikan oleh Pater Mathias Wolff, SJ pada taggal 29 Juli 1822, Kongregasi Suster-Suster Jesus Maria Joseph, terus berkembang dan membarui diri. Pada awal pendiriannya, Pater Mathias Wolff, SJ mengirimkan tiga gadis dari Culemborg ke Gent (Belgia) dengan tujuan untuk menerima pembentukan sebagai religius. Begitu luar biasa perkembangan dari saat ke saat sehingga tahun 1823, Kongregasi JMJ mendapatkan persetujuan pertama dari Gereja. Kemudian sejak tahun 1898 Kongregasi mulai mengembangkan perutusan ke Indonesia; selanjutnya tahun ke India (1904); Roma (1931); Australia (1960); Tanzania (1961); Ghana (1990). Sesudah itu, provinsi-provinsi pun terbentuk dan berkembang.
Artikel Refleksi
Setia itu Indah
‘Setia Itu Indah’ Sr. Maria Magdalena Kobun, SJMJ Panggilan adalah jawaban atas kasih Allah. Saya mengalami dan merasakan kasih dan kebaikan Tuhan
2OO YEARS!!! TO GOD BE THE GLORY
Sr. Mercy Ameyaa, SJMJ Rejoice in the Lord always: and again I say rejoice (Philippians 4:4). We need to rejoice and be
Jalan menuju sesama yang kecil
Sr. Josephine Solon, SJMJ, berasal dari Messawa, kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat, Keuskupan Agung Makassar. Saat ini bertugas di Seon, desa Wemeda, kecamatan Malaka Timur,
Visi Misi
Kongregasi Suster-Suster Jesus Maria Joseph berkomitmen melakukan transformasi visi dari misi, berjuang melampaui batas-batas, menghayati Injil, kata-kata Pendiri dan Spiritualitas suster-suster pendahulu serta menenun bersama menuju cakrawala baru.
- Menggalakkan pendalaman spiritualitas dan kesadaran baru akan identitas sebagai Suster-Suster Jesus Maria Joseph yang terintegrasi dalam segala aspek hidup.
- Memperdalam rasa memiliki terhadap seluruh Kongregasi dengan mencari cara-cara hidup berkomunitas, peka akan berbagai pelayanan dan menyesuaikan diri dengan budaya kita sendiri dan realitas antar budaya.
Profil DPP (Dewan Pimpinan Provinsi)
Sr. Sandra Supit, SJMJ
Motto :
“The power of love”
Sr. Theresia Tulung, SJMJ
Motto :
“The beginning of wisdom is silence”
Sr. Luisa Nunuhitu, SJMJ
Motto :
“Duc in altum”
Sr. Amabilis Mandalle, SJMJ
Motto :
“Aku ini hamba Tuhan
terjadilah
padaku menurut
perkataan-Mu”
Anggota Provinsi Makassar
Sr. Bernadeta,
Motto :
“Kita diberi kepercayaan bukan karena hebat, akan tetapi proses belajar memurnikan ketaatan”
Sr. Giasinta
Motto :
“Lord, You Know Everything, You Know that I love You”
(Jhon 21:17b)
Sr. Rosaliani
Motto :
“Let all that you do be done in love”
(1 Corinthians 16:14)
Sr. Christine
Motto :
“Bergembiralah karena Tuhan maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu”
Sr. Kasmayanti
Motto :
“Marilah dan kamu akan melihatnya” (Yoh. 1:39)